1. Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan terkadang dipahami
sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan
sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk mempengaruhi orang agar bersedia
melakukan sesuatu secara sukarela. Beberapa faktor yang dapat menggerakkan
orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas, dan bujukan.
Kepemimpinan juga dikatakan sebagai
proses mengarahkan aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan
para anggota kelompok. Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal imi
yaitu:
1. Kepemimpinan
melibatkan orang lain. Baik itu bawahan maupun pengikut.
2. Kepemimpinan
melibatkan pendistribustrian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok
secara seimbang.
3. Adanya
kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk memengaruhi
tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.
Oleh
sebab itu, kepemimpinan pada hakikatnya adalah:
·
Proses memengaruhi atau memberi contoh
dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
·
Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang
dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerja sama yang bersemangat
dalam mencapai tujuan bersama.
·
Kemampuan untuk mempengaruhi, memberi
inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai
tujuan yang diharapkan
·
Melibatkan tiga hal, yaitu: pemimpin,
pengikut, dan situasi tertentu.
·
Kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Sumber pengaruh dapat secara formal
ataupun informal. Pimpinan formal atau pimpinan informal dapat dibedakan dalam
hal:
ü Pimpinan
formal (lembaga eksekutif, yudikatif) artinya seseorang yang ditunjuk sebagai
pemimpin, atas dasar keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu
jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban.
ü Pimpinan
informal (tokoh masyarakat, pemuka agama, adat, LSM, guru, bisnis, dan
sebagainya), artinya seseorang yang ditunjuk memimpin secara tidak formal,
karena memiliki kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai seseorang yang
mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok/komunitas
tertentu.
2. Tipologi Kepemimpinan
Seseorang yang menduduki jabatan
pimpinan mempunyai kapasitas untuk ‘membaca’ situasi yang dihadapinya secara
tepat dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi
yang dihadapinya, walaupun terkadang penyesuaian itu mungkin hanya bersifat
sementara.
Lima tipe kepemimpinan yang diakui
keberadaannya adalah:
§ Tipe
Otokratik
Dilihat dari segi
persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat
egois. Egoisme yang sangat besar akan mendorongnya memutarbalikkan kenyataan
yang sebenarnya sehingga sesuai dengan apa yang secara subjektif
diinterprestasikannya sebagai kenyataan.
Dengan egoisme yang
besar demikian, seorang pemimpin yang otokratik melihat peranannya sebagai
sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional seperti kekuasaan yang
tidak perlu dibagi dengan orang lain dalam organisasi, ketergantungan total
para anggota organisasi mengenai nasib masing-masing dan lain sebagainya.
Berangkat dari persepsi
yang demikian, seorang pemimpin yang otokratik cendrung menganut nilai
organisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk
mencapai tujuannya, suatu tindakan akan dinilainya benar apabila tindakan itu
mempermudah tercapainya tujuan dan semua tindakan yang menjadi penghalang akan
disingkirkan olehnya.
Harus diakui bahwa
apabila efektivitas semata-mata yang diharapkan dari seorang pemimpin dalam
mengemudikan jalannya organisasi, tipe otokratik mungkin saja mampu
menyelenggarakan berbagai fungsi kepemimpinannya dengan ‘baik’. ‘baik’ yang
hanya dalam arti tercapainya tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditentukan
oleh pimpinan yang bersangkutan sebelumnya. Yang menjadi masalah utama ialah
bahwa keberhasilan mencapai tujuan dan berbagai sasaran itu semata-mata karena
takutnya para bawahan terhadap pimpinannya dan bukan berdasarkan keyakinan
bahwa tujuan yang telah dicapai itu wajar dan layak untuk didapatkan.
§ Tipe
Paternalistik
Tipe pemimpin yang
paternalistik banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang masih bersifat
tradisional, umumnya di masyarakat yang agraris. Ditinjau dari segi nilai-nilai
organisasional yang dianut, biasanya seorang pemimpin yang paternalistik
mengutamakan kebersamaan. Berdasarkan nilai kebersamaan nya itu di dalam
organisasi tersebut kepentingan bersama dan perlakuan yang seragam terlihat
menonjol pula.
Tidak jarang terjadi
bahwa sebagai akibat dari adanya pandangan bahwa para bawahan itu belum dewasa,
seorang pimpinan yang paternalistik dapat bersikap terlalu melindungi para
bawahan layaknya bapak ataupun guru. Sikap demikian mau tidak mau tercermin
dalam perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seperti tindak-tanduk yang
menggambarkan bahwa hanya pemimpin lah yang mengetahui segala sesuatu mengenai
seluk-beluk kehidupan organisasional, konsekuensi dari perilaku demikian ialah
bahwa para bawahan tidak dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide, dan saran.
Dengan kata lain, para bawahan tidak didorong untuk berfikir secara inovatif
dan kreatif. Penekanan yang berlebihan terhadap kebersamaan memungkinkan
bawahan tidak mampu melakukan pengembangan individual sesuai dengan bakat dan
potensi masing-masing yang sesungguhnya sangat dibutuhkan dalam tata kehidupan
organisasi modern.
§ Tipe
Kharismatik
Tipe ini mempunyai ciri
yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh
pengikut yang jumlahnya sangat besar. Tegasnya, seorang pemimpin yang
kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para
pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tersebut dikagumi. Yang menarik untuk diperhatikan adalah, bahwa para pengikut
seorang pemimpin kharismatik tidak memperdulikan nilai-nilai yang dianut, sikap
dan perilaku serta gaya yang digunakan oleh pemimpinnya tersebut.
§ Tipe
Laissez Faire
Dapat dikatakan bahwa
persepsi seorang pemimpin yang laissez
faire tentang peranannya sebagai seorang pemimpin berkisar pada
pandangannya bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa
yang ingin dicapai dan lain sebagainya asalkan kepentingan bersama dan tujuan
organisasi berjalan sesuai yang diharapkan. Sehingga pemimpin tidak perlu
terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional. Gaya kepemimpinan
yang digunakannya adalah sedemikian rupa, sehingga:
a. Pendelegasian
wewenang terjadi secara ekstensif.
b. Pengambilan
keputsan diserahkan kepada para pimpinan yang lebih rendah jabatannya dan
kepada para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang
nyata-nyata menuntut keterlibatannya secara langsung.
c. Status
quo organisasional tidak terganggu.
d. Penumbuhan
dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif
diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
e. Sepanjang
para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi
pimpinan dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimum.
§ Tipe
Demokratik
Kepemimpinan demokratik
sering dipandang sebagai kepemimpinan yang paling ideal dan terbaik, walau
terkadang dalam hal bertindak dan mengambil keputusan seringkali terjadi
keterlambatan sebagai konsekuensi keterlibatan para bawahan dalam proses
pengambilan keputusan.
Tidak kecil peranan yang dimainkan
oleh nilai-nilai yang dianut oleh seorang pemimpin yang demokratik dalam
peningkatan usahanya menjadi pemimpin yang efektif. Keseluruhan nilai-nilai
yang dianut berasal dari filsafat hidup yang menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia. Pemimpin demokratik memperlakukan manusia dengan cara yang
manusiawi. Satu rumus yang terlihat sederhana akan tetapi dapat mencangkup
sumber dari segala persepsi, sikap, perilaku dan gaya kepemimpinan seseorang.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepemimpinan
Melihat fakta riil yang terjadi, ada
banyak faktor yang mempengaruhi jalannya proses kepemimpinan terlebih fakta
atau dinamika keorganisasian yang terjadi. Ada beberapa faktor yang mempunyai
pengaruh positif terhadap proses kepemimpinan dalam organisasi, antara lain: a)
kepribadian,pengalaman kepemimpinan organisasi masa lalu dan harapan pemimpin
yang dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan; b) harapan dan perilaku atasan; c) karakteristik,
harapan dan perilaku bawahan; d) kebutuhan tugas; e) iklim dan kebijakan
organisasi; f) harapan dan perilaku rekan.
Faktor-faktor dominan yang
mempengaruhi proses kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut:
ü Faktor
Kemampuan Individu
Dalam kepemimpinan,
faktor pribadi yang berupa berbagai kompetensi seorang pemimpin sangat
mempengaruhi proses kepemimpinannya. Dalam hal ini, konsepsi kepemimpinan
umumnya memusatkan perhatian kepada pribadi pemimpin dengan berbagai kualitas
atas kemampuan yang dimilikinya.
ü Faktor
Jabatan
Seorang pemimpin dalam
bersikap harus selalu menyesuaikan di posisi mana dia berada. Hal ini terkait
dengan aturan dan norma yang diberlakukan di masing-masing organisasi. Satu hal
yang perlu dimengerti adalah bahwa seorang pemimpin selalu ada dalam lingkungan
sosial yang dinamis sehingga mengharuskan pemimpin untuk memiliki citra tentang
perilaku kepemimpinan yang digunakan agar sesuai dengan situasi yang sedang
dihadapinya.
ü Faktor
Situasi dan Kondisi
Situasi khusus selalu
membutuhkan tipe kepemimpinan yang khusus pula. Dalam hal ini, seorang pemimpin
harus memiliki fleksibilitas yang tinggi terhadap situasi dan kondisi yang
menyertai para bawahannya agar kepemimpinan tetap berjalan efektif dan sesuai
dengan yang diharapkan.
4.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi
Organisasi apapun yang berdiri,
tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi
(pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua
faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan
kata lain mesti ada konsep kepemimpinan dalam organisasi.
Pada tataran praktis-managerial, konsep kepemimpinan
juga mesti diterapkan sehinga dalam organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan
efektif.
Referensi:
Muhith, Abd., Bahar Agus Setiawan. 2013.
Transformational Leadership: Ilustrasi di Bidang Organisasi Pendidikan. PT
Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Mulyadi, Deddy., Veitzhal Rivai. 2012. Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Siagian, Sondang P. 2010. Teori dan Praktek
kepemimpinan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
http://muhammadlutfi27-lutfi.blogspot.com/2013/06/implikasi-manajerial-kepemimpinan-dalam.html waktu: 13/04/2014 22:08